Rabu, 17 Juni 2015
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Ethnomatematika
Ethnomatematika dan landasan teorinya
Dalam pendidikan
matematika, Etnomatematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
matematika dan budaya. Hal ini mengacu pada sekelompok luas ide-ide mulai dari
sistem numerik dan matematika yang berbeda, untuk pendidikan matematika
multikultural. Tujuan dari ethnomathematics adalah untuk memberikan kontribusi
baik untuk memahami budaya dan pemahaman matematika, dan terutama untuk menunjukkan
apresiasi dari hubungan antara keduanya.
Etnomatematika berkaitan
dengan etnik, dimana etnik itu sendiri identik dengan suku. Etnik memiliki
sifat unik atau tidak universal sehingga etnik memiliki ciri khas tertentu.
Etnik memiliki pembeda dan merupakan fakta dalam kehidupan nyata. Pembeda
tersebut akan menimbulkan kebiasaan dan hasil. Kebiasaan dan hasil itu yang
selanjutnya akan membentuk budaya atau kultur suatu masyarakat.
Menurut Kant, kriteria
ilmu pengetahuan adalah bersifat sintetik a priori. Etnomatematika akan menjadi
sebuah ilmu jika dipikirkan dengan metodeologi secara ilmiah dan dimaknai
dengan pengalaman sehingga bersifat sentetik a priori.
Objek dari Etnomatematika
adalah kegiatan atau gagasan matematika yang ada dalam masyarakat. Oleh karena
itu, Etnomatemtika dapat menjadi sebuah pendekatan untuk mengatasi masalah
pendidikan dan pembelajaran khususnya dalam matematika. Etnomatematika dapat
menyediakan sumber belajar, kegiatan belajar, pengalaman belajar dan konteks
belajar. Selain itu
Etnomatematika memiliki
dua unsur pembentuk yaitu skema dan isi. Skema adalah wadah (tempat) atau
wujud. Isi merupakan kerangka berpikir, ide-ide, atau teori. Kerangka berpikir,
ide-ide, atau teori perlu suatu wadah agar dapat terwujud. Skema dan isi tersebut
akan menjadi penentu mengenai kebermaknaan (meaningfull)
atau ketidakbermaknaan (meaningless).
Oleh karena itu, skema dan isi merupakan unsur yang saling berkaitan dan
penting dalam etnomatematika.
Perangkat pembelajaran
(RPP dan LKS) yang berbasis ethnomatematika menggunakan konteks budaya dalam
penyampaian materi oleh guru. Budaya bukan hanya sebagai lampiran dalam contoh
soal atau latihan, namun juga sebagai pembentuk skema yang mempengaruhi
kerangka pikir dan ide siswa yang mengalami proses belajar. Proses belajar
bukan hanya sekedar mempelajari matematika sebagai ilmu tunggal, namun juga
mempelajari ilmu yang berkaitan dengan matematika, seperti budaya. Melalui
perangkat pembelajaran tersebut siswa mampu menerapkan dan menghubungkan
matematika dengan budaya.
Problematika yang dialami dalam mengembangkan
perangkat berbasis ethnomatematika dan solusinya
a. Terdapat
siswa yang kurang berperan aktif dalam kegiatan belajar di kelas
Solusi : Melalui pembelajaran berbasis ethnomatematika, siswa
diajak Guru membawa siswa ke tempat-tempat yang berkaitan dengan budaya dan
mengandung unsur matematika. Kemudian guru membawa gambaran penemuan yang
diperoleh dari tempat tersebut ke dalam pembelajaran di kelas. Untuk
mengkondisikan agar seluruh siswa dapat aktif, dibentuk kelompok-kelompok dan
menerapkan sistem pembelajaran kooperatif.
b. Guru sulit untuk melayani kebutuhan belajar seluruh siswa
Solusi: Menyediakan sarana dan prasarana belajar yang
mendukung pembelajaran ethnomatematika. Guru bersikap terbuka apabila ada siswa
yang ingin bertanya ketika menemukan kesulitan
c. Kesulitan
dalam mengkomunikasikan materi yang akan disampaikan kepada siswa
Solusi : Guru harusnya dapat berinovasi untuk dapat
mengembangkan pembelajaran yang ada dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
yang dapat dengan mudah diterima oleh siswa. Guru menyusun perangkat
pembelajaran yang bisa sebagai media komunikasi dengan siswa.
d. Sulit
untuk membuat LKS yang mampu membimbing siswa
Solusi: Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam
menyusun LKS. LKS diperlukan untuk memfasilitasi siswa dalam menemukan dan
mengkonstruksi pemahaman mengenai materi.
Kesimpulan/saran
Etnomatematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara matematika
dan budaya. Etnomatematika dapat dijadikan
pendekatan pembelajaran yang diterapkan di Indonesia, mengingat Indonesia
merupakan negara yang multikultural. Selain mempelajari matematika, siswa juga
dapat mempelajari budaya. Pembelajaran matematika bukan sekedar mengerjakan
soal dan latihan, namun juga pembelajaran bermakna dan dapat diterapkan dalam
kehidupan bermasyarakat. Namun, guru juga harus inovatif dan kreatif dalam
mengemas pembelajaran menjadi pembelajaran yang dapat diterima oleh siswa.
Label:
Ethnomathematics,
Matematika,
Materi Kuliah,
Pendidikan,
Refleksi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar