Sabtu, 05 Januari 2013

Berpikir Positif Modal Meraih Sukses



Banyak orang jika diberi pertanyaan mengenai tujuan mereka sekolah dan bekerja adalah untuk mencapai kesuksesan. Kesuksesan adalah tujuan hidup hampir seluruh orang. Dikarenakan hal tersebut, kesuksesan pula yang akhir-akhir ini sering dijadikan bahan topik pembicaraan dalam seminar-seminar pengembangan diri. Kesuksesan bukan hanya menjadi kaya dan bergelimang harta saja, namun ada definisi kesuksesan yang patut dijadikan pertimbangan untuk menentukan tujuan hidup.
Definisi kesuksesan sesungguhnya ada pada masing-masing individu yang menjalani kehidupannya. Kesuksesan bagi si A dan si B mungkin berbeda, tidak dapat disamakan tergantung apa tujuan hidup dan keadaan mereka sendiri. Misalnya, bagi si A kehidupan yang sederhana dan tercukupi adalah sebuah kesuksesan hidup, namun bagi si B itu belum dapat disebut sebagai kesuksesan, begitu pula sebaliknya.
Untuk mencapai kesuksesan dibutuhkan niat serta usaha yang kuat. Selain kedua hal tersebut, orang yang sukses memiliki kunci kesuksesan dan kebiasaan yang menjadikannya sukses. Salah satu kebiasaan orang sukses adalah selalu berpikir positif.

Menurut Ubaedy (2007:12), berpikir positif adalah upaya kita untuk mengisi ruang-ruang di dalam pikiran, yakni nalar, naluri, dan nurani, dengan muatan yang positif. Pengertian muatan positif ini adalah berbagai bentuk pemikiran yang kriterianya adalah benar, baik, dan bermanfaat.
Pikiran adalah sebuah kelebihan yang Tuhan berikan kepada manusia. Memiliki pikiran akan membimbing seseorang menuju tujuannya asalkan ia mengerti bagaimana menggunakan, mengontrol, dan mengembangkan pikirannya sendiri. Apabila ia menggunakan pikirannya untuk hal negatif, maka tujuan yang akan dicapai adalah negatif dan tidak sesuai dengan harapan, begitu pula sebaliknya.
Orang sukses selalu berpandangan positif terhadap apa yang mereka kerjakan. Mereka berusaha menyemangati diri sendiri dan selalu mengontrol pikirannya untuk berhasil mencapai tujuan. Terkadang mereka juga mampu menyemangati orang lain untuk meraih sukses yang diinginkan.
Ada beberapa alasan mengapa berpikir positif menjadi modal untuk mencapai kesuksesan dalam hidup, yakni menjaga kesehatan, menumbuhkan percaya diri, meningkatkan fokus dalam bekerja, serta menambah teman dan relasi.
Pikiran positif dapat menjaga kesehatan. Secara tidak disadari, pikiran mempengaruhi tubuh. Ketika seseorang memiliki pikiran positif seperti keamanan, kepercayaan, dan ketenangan, maka ia akan merasa bahagia dan sejahtera. Hal tersebut juga membantu ia beristirahat, tidak terbebani oleh kelelahan dan kecemasan. Namun sebaliknya, orang-orang yang sering berpikir negatif seperti kebencian, kecemasan, dan kekhawatiran, akan lebih mudah terkena depresi yang akan mempengaruhi kesehatannya. Tanpa tubuh yang sehat, tidak akan ada kesuksesan yang dapat diraih.
Selain tubuh yang sehat, percaya diri juga dapat ditumbuhkan melalui berpikir positif. Percaya diri sebuah penanda bahwa seseorang bahagia menjadi dirinya sendiri. Dengan percaya diri, seseorang tidak akan pernah untuk mencoba menjadi orang lain. Semua orang memiliki potensi luar biasa, namun satu hal yang menahannya, yakni keraguan diri (Kiyosaki dan Lechter, 2005:122). Apabila orang tersebut mampu mengalahkan keraguan dirinya, maka ia akan mensyukuri potensi yang ia miliki dan dapat mengembangkan potensi tersebut menjadi lebih baik.
Menggunakan pikiran positif dapat meningkatkan fokus dalam bekerja. Jika seseorang berpikir negatif, ia akan membuang-buang waktu dan energi. Apabila meningkatkan fokus, ia akan mampu membuat keputusan dengan lebih baik, efektif, dan efisien. Hal ini akan membantu meluangkan banyak waktu untuk melakukan hal penting lainnya.
Saat seseorang berpikir positif dalam menyelesaikan masalah, ia akan menarik perhatian orang-orang disekitarnya dan membuat mereka merasa nyaman bekerjasama dengannya. Memiliki relasi yang baik dengan mitra kerja turut berperan dalam meniti karir dan kesuksesan.
Memang membangun pikiran positif dalam diri itu tidak semudah yang dibayangkan, namun apabila berusaha sungguh-sungguh maka segala harapan akan terwujud. Membangun pikiran tersebut dapat melalui proses-proses.
Pertama, yakinkan mengenai konsep diri dan tujuan hidup. Konsep diri adalah bagaimana menilai dan menyimpulkan diri sendiri. Ada orang yang selalu berpikiran buruk, ada juga orang yang terlalu yakin terhadap dirinya. Kedua hal tersebut sama-sama kurang baik. Menilai diri sendiri menjadikan seseorang harus selalu memperhatikan batasan kemampuan masing-masing dan menyesuaikan dengan keadaan, sehingga tidak salah menetapkan target akan dicapai.
Proses kedua adalah mengenai harga diri. Harga diri muncul ketika seseorang harus merasakan dan menghormati dirinya sendiri. Menjaga harga diri akan menjaga perbuatan seseorang agar tetap positif dan secara tidak langsung membangun pikiran positif. Harga diri yang disertai pikiran positif akan meningkatkan reputasi dan kehormatan diri.
Ketiga, transformasi diri. Transformasi adalah proses seseorang berubah menjadi orang yang lebih baik. Apabila terjadi hal buruk, ia harus mengidentifikasi kesalahan-kesalahannya yang menyebabkan hal tersebut terjadi dan kemudian memperbaikinya. Memperbaiki sifat-sifat buruk adalah sikap orang yang benar-benar berusaha untuk menjadi lebih baik.
Proses keempat adalah menumbuhkan optimisme. Optimisme adalah kunci membangun pikiran positif dalam diri. Keyakinan dalam diri menciptakan pola pikir positif bahwa seseorang bisa menghadapi setiap tantangan. Harapan yang baik akan membawanya menuju tujuan yang baik.
Proses terakhir yang tidak kalah penting adalah aktualisasi diri. Aktualisasi diri berarti ia memperbaharui diri, tujuan hidup, dan potensi. Memperbaharui ini akan meningkatkan keinginan untuk mencapai prestasi secara berkesinambungan dan menjaga pikiran positif dalam diri.
Meskipun berpikir positif memiliki banyak manfaat, namun tidak dengan berpikir positif secara berlebihan. Sebagai contoh, sikap kerja keras disertai keyakinan untuk memperoleh kesuksesan adalah sebuah pikiran yang positif, namun jika dilakukan berlebihan akan berubah menjadi ambisius, takut gagal, dan mengagungkan kebahagiaan duniawi. Contoh lain adalah mengenai sikap penuh percaya diri dan optimis. Kedua sikap tersebut adalah sikap positif, namun jika terlalu percaya diri dan optimis akan berubah menjadi sesuatu yang negatif, yaitu sombong, egois, arogan, dan underestimate terhadap orang lain.
Semua contoh tersebut berdampak buruk bagi karir yang sedang ditempuh menuju kesuksesan. Contoh yang kurang baik itu dapat dijadikan pelajaran bahwa segala sesuatu yang berlebihan memang mengakibatkan hal kurang baik dan hal yang tidak diinginkan, sehingga setiap insan harus selalu waspada akan pikiran mereka dan mengendalikannya agar dapat meraih kesuksesan yang diharapkan.
Berpikir positif adalah sebuah proses kehidupan yang perlu pembiasaan. Hal itu bisa dibentuk dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang, tergantung pada kepribadian masing-masing individu. Tidak semua orang mudah berpikir positif. Kemampuan berpikir positif dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor di lingkungan disekitarnya, seperti keluarga, teman, dan masyarakat.
Intinya, ada banyak cara untuk mencapai sukses, salah satunya adalah melalui berpikir positif. Berpikir positif dapat dilakukan mulai dari hal yang paling sering dilakukan. Masalah yang sedang dihadapi juga bisa diselesaikan dengan pikiran positif.
Jadi, mari berpikir positif meskipun dalam keadaan yang sulit. Belajar untuk selalu bersyukur dan pantang menyerah dalam menghadapi masalah, sebab pasti Tuhan akan memberikan pemecahan masalah dan hasil yang terbaik.

2 komentar:

Kisah Hidup mengatakan...

Assalamu'alaikum.wr.wb.
Tulisannya bagus.... sangat menarik.
kalau boleh tau, buku referensinya apa?
judul, pengarang, dan penerbitnya. makasih ya. mohon infonya

Tita Ayu Kartika mengatakan...

Wa'alaikumussalam.wr.wb.
Terimakasih sudah membaca artikel saya.. Maaf baru dibalas komentarnya, saya akhir-akhir ini jarang log-in blog.
Berikut referensi yang saya gunakan:
- Candra, Asep (Ed.). 2011. “Inilah 10 Keuntungan Positive Thinking”. Diakses dari www.kompas.com pada 1 Januari 2013.
- Kiyosaki, Robert T. dan Sharon L. Lechter. 2005. Rich Dad, Poor Dad (diterjemahkan oleh Dwi Helly Purnomo). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
- Ubaedy, A. N. 2007. Kedahsyatan Berpikir Positif. Depok: PT Visi Gagas Komunika.
Semoga bermanfaat :-)

Posting Komentar