Minggu, 27 Desember 2015
Menggapai Harmoni
Berdasarkan
perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika
Dosen
pengampu : Prof. Dr. Marsigit,
MA
Waktu
: 2 Desember 2015
Prodi
: Pendidikan Matematika S1 UNY
Dalam
perkuliahan Prof.Marsigit, dimulai dengan pemberian tes jawab singkat. Dibalik
semua tes terdapat judul atau topik yang tersembunyi. Sebagai contoh, dalam
kehidupan, fatalnya vital adalah doanya orang yang berusaha. Ada bermacam-macam
doa, 1001 cara lebih. Itulah kehidupan. Orang apabila tidak memiliki tujuan dan
hanya mengikuti arus tidak dapat berdiri tegak dan waspada, akan celaka.
Dimensi kita harus naik untuk dapat menyelesaikan permasalahan hidup.
Judul dari
semua pertanyaan yakni Identitasnya kontradiksi dan kontradiksinya identitas.
Segala sesuatu mempunyai kebalikan (kontradiksi) dan dirinya sendiri
(identitas). Seperti awalnya akhir dan akhirnya awal, kuliah akan berakhir dan
pada kuliah terakhir pasti ada awalan. Pada kuliah awalan, ada akhirnya dengan
doa. Itulah salah satu contohnya. Seperti dalam doa pasti ada awal dan akhir.
Hidup itu tidak ada yang terisolasi, pasti semua berhubungan. Tuhan Maha
Berkehendak, kun fayakun. Manusia hanya dapat menjalani hidup masing-masing.
- Label: Filsafat, Matematika, Materi Kuliah, Pendidikan, Refleksi
- (0) Comments
Label:
Filsafat,
Matematika,
Materi Kuliah,
Pendidikan,
Refleksi
Filsafat Membangun Peradaban Dunia
Berdasarkan
perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika
Dosen
pengampu : Prof. Dr.
Marsigit, MA
Waktu
: 11 November 2015
Prodi
: Pendidikan Matematika S1 UNY
Berikut
adalah bagan yang dibuat selama perkuliahan filsafat pendidikan matematika yang
membahas peradaban dunia.
Obyek dari
filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada. Keterbatasan dari manusia belum
bisa menyebutkan sifat-sifat dari segala sesuatu yang ada di dunia.
Sebenar-benarnya manusia hanyalah suatu reduksi. Reduksi dari segala apa yang
ada di dunia.
Hidup adalah
interaksi dari yang tetap dan yang berubah. Yang tetap itu adalah takdir,
kematian, orang tua. Yang berubah adalah tentang siapa dirimu, dirimu yang tadi
dan sekarang berbeda, karena telah menembus ruang dan waktu. Struktur dalam
kehidupan, yang ada dan yang mungkin ada. Yang tetap dan yang berubah memiliki
struktur dan hakikatnya masing-masing. Pikiran memiliki sifat, yang tetap dan
tidak tetap masing-masing ada teorinya dan ahlinya. Dunia memiliki
bermilyar-milyar sifat. Dalam filsafat berbagai sifat memiliki ilmunya dan
tokohnya. Filsafat bukan hal yang mengada-ada, namun ada buktinya.
- Label: Filsafat, Matematika, Materi Kuliah, Pendidikan, Refleksi
- (1) Comments
Label:
Filsafat,
Matematika,
Materi Kuliah,
Pendidikan,
Refleksi
Selasa, 22 Desember 2015
Menembus Ruang dan Waktu
Berdasarkan perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Waktu : 4 November 2015
Prodi : Pendidikan Matematika S1 UNY
Perkuliahan diawali dengan tes jawab singkat. Tema tes jawab singkat pada pertemuan tersebut adalah “Menembus Ruang dan Waktu”. Semua soal dalam tes tersebut berkaitan dengan struktur filsafat yang terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu material, formal, normatif, dan spiritual.
Setelah tes jawab, Prof. Marsigit menjelaskan beberapa
jawaban terkait dengan pertanyaan yang diberikan pada tes
jawab singkat. Penjelasan diberikan secara acak dari 50 pertanyaan yang
diberikan, yakni:
- Analitiknya material adalah material. Analitik adalah logika pikir. Ketika diterapkan pada benda-benda, maka analitik tersebut menyangkut banyaknya benda. Benda yang dipikirkan yang dapat dihitung atau dijumlah.
- Label: Filsafat, Matematika, Materi Kuliah, Pendidikan, Refleksi
- (0) Comments
Label:
Filsafat,
Matematika,
Materi Kuliah,
Pendidikan,
Refleksi
Senin, 21 Desember 2015
Membebaskan Diri dari Belenggu Mitos
Berdasarkan perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Waktu : 21 Oktober 2015
Prodi : Pendidikan Matematika S1 UNY
Pembelajaran dimulai
dengan tanya jawab. Setelah tanya jawab dibuka sesi tanya jawab untuk
menanyakan hal-hal yang ingin dipelajari. Pertanyaan pertama disampaikan oleh
saudara Tangguh Yudho P: “Bahwasanya
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar adalah peserta didik yang
terkendala dalam menembus ruang dan waktu. Secara filsafat bagaimana prosedur belajar tersebut?”
Secara filsafat, ketika peserta didik salah dalam menjawab,
maka salahnya itu juga berarti benar. Hal tersebut ada alirannya, yaitu
falibisme. Aliran falibisme mengungkapkan bahwa sesuatu tidak mutlak benar dan
bisa salah. Aliran tersebut dapat membela kawula muda dari kesemena-menaan
orangtua. Misalnya, siswa SD mendapatkan nilai nol pada tes yang dilakukan oleh
gurunya. Hal tersebut bernilai benar, karena siswa SD belum diberi pengalaman
belajar oleh gurunya. Sehingga salahnya siswa menjawab itu bernilai benar.
Itulah filsafat, dan orang awam tidak mengerti mengenai aliran tersebut. Salah
bernilai benar itu merupakan salah satu metafisik, yang tersembunyi. Semua aliran
filsafat memiliki tokohnya masing-masing. Dengan kata lain, sembunyi dibalik kalimat, penampakan,
atau bahkan dibalik kepribadian seseorang. Dalam jiwa terdapat sifat metafisik, dimana
terkadang dibalik tawa
seseorang yang mendapatkan nilai nol tersembunyi perasaan sedih.
- Label: Filsafat, Matematika, Materi Kuliah, Pendidikan, Refleksi
- (0) Comments
Label:
Filsafat,
Matematika,
Materi Kuliah,
Pendidikan,
Refleksi
Langganan:
Postingan (Atom)